di sebuah jendela di lantai dua,
pada sebuah lampu cahaya dari gedung tinggi di depan ruangan ini,
di sebuah tempat yang teramat asing,
bagi seorang pemuda yang sedang dan telah bersembunyi ratusan hari. nyatanya.
dan pada langit malam ini yang teramat sepi,
yang nampaknya sedikit murung tertutup awan,
pada sebuah lampu cahaya dari gedung tinggi di depan ruangan ini,
pada rumah-rumah yang sunyi berkawan mimpi,
untuk sebuah wajah yang terlihat murung dan kusam dari potongan kaca jendela.
dua satu dua di dua enam.
semoga sebuah sepi dan sedih lenyap dengan segera.
hanya doa dan permohonan yang bisa disampaikan.
semoga esok ada kabar bahagia yang menyertai.
sehingga semua kembali pada posisi terbaik secepatnya.
berdiri tegap menjadi sebuah arti.
dua satu dua di dua enam.
kupasrahkan semuanya pada Allah, sang pencipta alam semesta.
yang tahu semua isi hati ini dan kondisi ini,
yang sangat mudah untuk membuat semuanya menjadi mudah.
yang melapangkan dari setiap kesempitan.
yang selalu mendengar dan tak pernah menolak semua doa-doa baik Hamba-Nya.
21 Februari 2019
(dari diriku untuk diriku)
No comments:
Post a Comment