Monday, December 17, 2018

Slump Test pada Beton


Hai Salam Semangat !.

Kali ini saya akan membahas mengenai cara slump test pada beton. Apa itu slump test? dan untuk apa kegunaannya?. Slump test adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui nilai kekentalan adukan beton menggunakan alat test yang dinamakan kerucut Abram. Kegunaan tes ini adalah sebagai salah satu cara untuk mengetahui kualitas dari suatu beton dan juga untuk mengetahui apakah adukan beton tersebut memiliki workability yang baik atau tidak, yang artinya adukan tersebut apakah terlalu encer (kelebihan air), terlalu kental (kekurangan air), atau sudah pas takarannya (cukup air) sehingga dapat dengan mudah dikerjakan di dalam pembuatan suatu pekerjaan konstruksi.
Lalu apa pengaruhnya apabila suatu adukan beton terlalu encer atau terlalu kental?. Adapun pengaruhnya adalah terhadap kualitas atau mutu beton, apabila suatu beton terlalu encer akan menyebabkan beton tersebut lama mengeringnya dan juga  mutu kekuatannya sangat rendah. Kemudian apabila terlalu kental, maka beton tersebut tidak homogen (tidak rata pencampuran adukannya), sehingga saat adukan beton dituangkan akan memiliki banyak rongga atau pori, dan ini sangat berbahaya terutama pada pekerjaan beton bertulang yang akan menyebabkan besi tulangan bersentuhan langsung dengan udara yang dapat menimbulkan korosi sehingga kualitas beton tersebut menjadi rendah.

Pengujian slump ini dilakukan pada setiap mobil truck mixer yang datang, 1 truck mixer = 1 sampel uji slump. Hal ini perlu dilakukan pada setiap truck mixer yang datang dikarenakan kualitas mutu beton dari setiap mobil tidak bisa dianggap sama / disamaratakan meski berasal dari tempat pembuatan (concrete batching plant) yang sama. Mungkin untuk memahaminya, disini saya akan mengilustrasikannya dengan sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti contoh KOPI, saat secangkir kopi yang disajikan dan dipesan di kedai kopi dengan jenis kopi yang sama dan pembuatnya sama, pasti rasanya tidak akan sama persis atau 100% sama satu dengan yang lainnya, mungkin saja ada yang sedikit kurang manis, kurang air, terlalu pahit dan lainnya. Hal itu sama saja dengan beton, antara satu mobil truck yang datang dengan mobil truck lainnya, tidak akan 100% sama kondisi dan kualitas betonnya, sehingga perlu dilakukan pengujian pada setiap truck mixer yang datang.
Pengujian slump adukan beton ini mengacu pada SNI 1972-2008 dan SNI 03-2458-1991. Adapun peralatan yang digunakan untuk slump test adalah :


Gambar 1. Kerucut Abram
Sumber gambar : SNI 1972-2008

Gambar 2. Peralatan Slump Test

Keterangan pada gambar 2 :
1. Kerucut Abram (untuk detail ukurannya dapat dilihat pada gambar 1)
2. Batang Penusuk / rojokan (ukuran panjang 60 cm dan diameter 16 mm)
3. Alas (bisa terbuat dari kayu/plat besi sebagai landasan dasar untuk kerucut Abram)
4. Meteran (Atau juga bisa menggunakan mistar / penggaris biasa)
5. Sekop kecil
6. Gerobak dorong (sebagai wadah untuk mengambil sampel beton dari truck mixer) 

Adapun cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
I.   Letakkan kerucut Abram diatas Alas, dan ijak pegangan paling bawah dari kerucut Abram, agar posisi kerucut Abram tegak lurus dan tidak ada celah antara bagian bawah kerucut dengan Alas, sehingga air semen tidak mengalir keluar kerucut saat penuangan beton.
II.  Tahap Penuangan Beton
1.   Masukkan adukan beton kedalam kerucut Abram setinggi 1/3 kerucut, kemudian tusuk-tusuk adukan beton dengan rojokan/batang penusuk secara merata sebanyak 25x sampai ke bagian lapisan dasar kerucut.
2.     Masukkan adukan beton kedua sampai setinggi 2/3 kerucut, kemudian tusuk-tusuk kembali sebanyak 25x sampai ke bagian atas permukaan lapisan pertama asukan beton.
3. Masukkan adukan beton ketiga sampai penuh, kemudian tusuk-tusuk kembali sebanyak 25x sampai ke bagian atas permukaan lapisan kedua.
4.   Ratakan permukaan bagian atas lapisan beton ketiga menggunakan rojokan / batang penusuk dengan cara menggelindingkannya. Lalu bersihkan juga kotoran-kotoran beton yang berserakan disekeliling bagian luar kerucut Abram.
5.   Angkat kerucut Abram secara tegak lurus dan hati-hati, diusahakan pengangkatan kerucut tidak terlalu lama atau cepat. Kurang lebih harus  5±2 detik.
6. Balikkan kerucut Abram disamping adukan beton tersebut, kemudian ukur ketinggian penurunan adukan beton yang terjadi, dengan cara menyimpan rojokan secara horizontal diatas permukaan atas kerucut Abram, kemudian ukur ketinggian dari batang rojokan tersebut sampai ke permukaan bagian pusat/tengah adukan beton tersebut.

Gambar 3. Ilustrasi Tahap Penuangan Beton pada Uji Slump dari Langkah 1-6


Adapun beberapa jenis hasil penurunan adukan beton saat pengujian
slump / keruntuhan beton pada uji slump adalah sebagai berikut :


Gambar 4. Jenis-Jenis Keruntuhan Adukan Beton pada Uji Slump

Pada gambar 4 diatas, ada 3 jenis keruntuhan adukan beton pada saat uji slump, pada gambar tersebut yang benar-benar mewakili dan dapat diukur untuk uji slump adalah keruntuhan slump pada gambar 4a. Sedangkan apabila keruntuhan terjadi seperti gambar 4b, maka pengujian harus dilakukan ulang, jika sampai 3x pengujian ulang masih tetap sama bentuk keruntuhannya, maka beton yang dibawa oleh mobil truck mixer tersebut tidak memenuhi kualitas beton yang baik, dan dapat ditolak atau tidak bisa dilakukan pengecoran menggunakan beton tersebut. Lalu apabila keruntuhan terjadi seperti gambar 4c, maka beton tersebut dikatakan terlalu encer dan juga kualitas beton tersebut tidak memenuhi standar yang baik, sehingga beton tersebut juga dapat ditolak untuk dapat digunakan.
Untuk pengujian slump, keseluruhan dari tahap penuangan sampai pengangkatan kerucut Abram seperti terlihat pada gambar 3, adalah ± 2.5 menit. Lalu berdasarkan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971, nilai-nilai slump yang disarankan untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut :
Gambar 5. Nilai Slump yang Disarankan untuk Berbagai Jenis Pekerjaan sesuai PBI 1971
Sumber gambar : PBI 1971
Bila dilihat pada gambar 5, maksud pekerjaan dinding minimum 5 cm dan maksimum 12.5 cm, artinya slump yang disarankan untuk pengecoran beton pada dinding harus memilki rentang slump 5-12.5 cm. Misal pernah kita lihat sebuah persyaratan pekerjaan konstruksi yang menyatakan bahwa beton untuk pekerjaan A (Dinding Beton) adalah 12 cm, untuk pekerjaan B (Pondasi) = 10 cm, nah nilai ini tidak kaku harus pas 12 cm atau 10 cm. tetapi ada nilai toleransi nya yang umumnya adalah bernilai ±2 cm. Sehingga untuk pekerjaan A (Dinding Beton) menjadi slump 12±2 cm, pekerjaan B (Pondasi) 10±2 cm.
Sehingga saat pengukuran di lapangan, misal akan melakukan pengecoran pekerjaan B (pondasi), mobil truck mixer beton datang, lalu sebelum dituangkan di lapangan perlu dilakukan uji slump terlebih dahulu, saat pengujian slump ternyata nilai slump untuk adukan beton pada truck mixer tersebut bernilai 11 cm, maka berdasarkan persyaratan 10±2 cm, beton tersebut sudah memenuhi nilai standar kualitas beton slump yang disyaratkan. Sehingga beton tersebut dapat dituangkan atau dilakukan pengecoran di lapangan.
Untuk file ini dalam bentuk PDF dapat dilihat atau di download disini.





No comments: