Friday, November 30, 2018

Petualangan itu dimulai setelah Lulus dari Teknik Sipil dan Lingkungan IPB


Kali ini saya ingin memulai berbagi pengetahuan dan pengalaman yang saya dapat selama berprofesi sebagai seorang "Civil Engineer" dalam beberapa part tulisan.  Ya Civil Engineer atau Insinyur Sipil, suatu profesi pekerjaan yang berkaitan dengan dunia bangun membangun seperti bangunan gedung-gedung high rise, rumah, ruko, pabrik, jalan, bendungan, trotoar, dan lainnya, atau bisa juga warung kopi yang biasa temen-temen ngopi disana, itu juga sebenarnya dikatakan kontruksi meski cuman tempatnya berbahan dari bambu/kayu hehehe.

Saya juga memulai menulis tentang tulisan seperti ini sih sebenarnya selain berniat berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga sebagai bahan pengingat di suatu hari nanti, jikalau saya sewaktu-waktu alih profesi alias banting setir meninggalkan dunia konstruksi hahahaha,  tapi ya gak 100% juga, karena sejujurnya kehidupan kita, disekeliling kita, baik yang memang berprosesi sebagai Insinyur Sipil atau bukan, pekerjaan kontruksi pasti akan bersinggungan dengan kehidupan kita baik secara langsung ataupun tidak langsung. 

Saturday, November 24, 2018

Salam yang Kutitipkan

source : .sophiaonline.com.ar/columnistas/llamado-o-no-llamado-dios-estara-presente/
Kutitipkan salam pada hujan yang datang saat kupulang ke kota kelahiran.
Pada jalan-jalan aspal yang basah dan tergenang, pada orang-orang yang berteduh didepan toko-toko yang sudah tutup malam ini.

Dan pernahkah kamu merasa kehilangan?.
Sesuatu yang telah kamu bangun kini rubuh dan luluh lantak dalam sekejap.
Sampai-sampai kamu merapikannya pun merasa kebingungan, mana yang harus diawalkan dan diakhirkan, mana yang harus kamu mulai dan mana yang harus kamu tunda terlebih dahulu.

Kutitipkan salam pada hujan yang datang menyambutku pulang dari kota pengasingan.
Pada sebuah warung nasi yang kusinggahi saat mengisi perut yang sudah kelaparan di jalan Kesambi.

Thursday, November 15, 2018

Aku dan Setelah Hujan

source : https://engineerwriter.wordpress.com/2013/06/16/hujan-bulan-mei/
Di tempat ini, sepagi ini, selepas hujan reda, aku duduk sendiri dengan secangkir kopi dan beberapa potong kue sisa semalam. Bahkan lampu-lampu masih banyak yang menyala di beberapa rumah di sekitaran tempat ini. Atau barangkali mereka sedang asyik menikmati indahnya mimpi, pikirku.

Tempat ini, tempat dimana aku sengaja menyibukkan diri untuk menyendiri. Menjauh dari kerumunan, menghindar dari banyak pertanyaan yang secara tak sadar akan terasa menyakitkan. Atau tepatnya aku melarikan diri sejenak dari kenyataan yang dapat membuatku selalu menyalahkan keadaan.

Barangkali aku lupa, bunga-bunga yang mekarpun akan layu. Mereka tak selamanya indah dan mempesona, tapi pada akhirnya juga akan tetap mati dan ditinggalkan, bahkan mungkin digantikan.

Saturday, November 10, 2018

Rindu dari Tanah Baru

Source : pixabay.com/id/langit-bayangan-hitam-masjid-57859/


Aku sedang rindu untuk bisa menulis sajak-sajak lagi.
Aku rindu menjadi sebuah cahaya yang bebas menelusup masuk ke celah-celah sudut ruang manapun.
Aku rindu menjadi hujan yang bebas jatuh ke tempat-tempat milik siapapun.
Aku rindu, dan sesungguhnya aku sedang rindu.

Beberapa bulan ini, aku sudah terbiasa melewati jalan-jalan ini. 
Jalan kecil yang cukup ramai di pinggiran sungai.
Aku sebut saja namanya Tanah Baru.

Seorang kakek menjajakan-menjual ikan hias di trotoar jalan arah simpang raya.
Tanpa sebuah tenda, tanpa saung, hanya bermodal teduh pohon yang melindungi dari panasnya siang atau hujan apabila tetiba datang.
Lima hari ini, aku senang untuk datang ke kedai kopi baru yang beratap terpal-berangka bambu.
Lima hari ini pula, emosiku naik turun secara tiba-tiba.
Lima hari ini pula, aku mulai berkaca-kaca pada masa lalu dan bagaimana memulai menata yang baru.

Friday, November 9, 2018

Aku dan Secangkir Kopi

source : perempuandankata.blogspot.com/2013/10/secangkir-kopi-sebatang-rokok-dan.html

Malam ini, aku seperti dipenjara oleh sepi. dikekang oleh jeruji besi, yang menjadi pembatas antara aku dan secangkir kopi.
Ada sebuah mimpi-mimpi yang selalu terbayangkan menjadi ilusi. berkumpul perlahan tapi pasti, seolah seperti magic yang sekejap saja bisa membutakan logika dan hati.

Ada seorang ibu dan tiga anak kecil di stopan Jalan Suci, siap dan sigap membawa kaleng kecil mengais receh dari belas kasih pengemudi yang berhenti.
Ada anak-anak kecil yang sedang asyik membersihkan lantai dan jendela-jendela panti, sesekali tersenyum dan bahkan menyalami dengan hangat para tamu baik hati yang hendak ingin berbagi.

Malam ini, jalan-jalan masih sedikit basah sisa guyuran hujan sore tadi.
Bandung akhirnya hujan juga hari ini.

Thursday, November 8, 2018

Mentarimu Terbit Lagi

Source by me at Gede Mountain, West Java
Jika engkau perlu menangis, menangislah.
Jika engkau perlu marah, luapkanlah.
Jika engkau perlu teriak, lantangkanlah.
Jika engkau perlu kecewa, salahkanlah.
Salahkan dirimu yang telah menjadikan dirimu seperti ini.

Tidak ada yang salah dengan cara itu.
Sebab manusia nyatanya hanya makhluk yang lemah.
Sebab manusia bukanlah Tuhan, karena Tuhan lah yang menciptakan manusia.
Sebab otak manusia tidak akan mampu menampung semua masalah hidup yang ada.

Jatuh, terpuruk, kehilangan, itu adalah sebuah rasa.
Sebuah rasa yang tidak akan bisa ditahan, dipendam atau bahkan juga disimpan sendiri.