Thursday, February 27, 2014

Titik Saja

sumber gambar : rumahtintapati.blogspot.com
bersedih tidaklah cukup menghapuskan semuanya, karena ada cara-cara bijak yang lebih dari sekedar menghabiskan air mata. memang semuanya tidak sia-sia, air mata boleh saja tumpah sebagai strategi penguburan luka hingga sedikit lupa.

beberapa hari ini hujan sedang rutin-rutinnya mengunjungi kita, meyapa hingga kita terhenti sejenak dalam perjalanannya, senang memeluk kita sampai basah kuyup, atau senyumnya yang terlalu lebar diujung kepulangan yang menjelma pelangi.

ada anak muda yang sedang memadu kasih di taman-taman bunga, ada cerita-cerita yang kadang mereka tertawakan, ada yang terdiam kaku malu-malu atau mungkin saja kebingungan mau membicarakan apa. ada sepasang suami-istri tua-muda yang sedang asyik berlibur di panta-pantai Bali, menunggu matahari membungkusnya dengan warna kuning-jingga-merah.

barangkali, mereka sangat beruntung masih bisa bersitatap antara dua muka, berbicara dari jarak yang teramat dekat. tapi diluar sana atau disekeliling kita, ada juga yang berjarak berjauh-jauhan, saling menyimpan rindu untuk bertemu, saling menunggu yang bahkan sama sekali tak pernah tahu bagaimana bentuk, rupa yang ditunggu. yang tak tahu kapan bisa bertemu dan dimana dipertemukannya. ada yang rela meluangkan waktu setiap malam untuk sekedar menyapa lewat telepon genggam, menanyakan kabar, atau bersenda gurau menghibur agar rindu itu melebur.

ah, rasanya tak akan pernah habis membahas tentang cinta. sebab memiliki cinta adalah berani terluka, kecewa dan meneteskan air mata. mungkin saja lawan bicara, teman dekat, orang yang dibenci pun dapat menjadi pengirim doa terbaik dalam setiap sujudnya secara diam-diam, atau bahkan pemilik cinta paling tulus bagi kita tanpa harus dibicarakan jelas-jelas. 

lagi-lagi tentang cinta. jangan cemas apabila cinta kita itu bertepuk sebelah tangan. bersabar dan bertahanlah, bahwasanya cinta adalah seni yang sangat indah. sebab cinta sejati akan hadir menggantikannya kapan dan dimana saja. maka bersiaplah.

 Bogor, 27 Februari 2014

No comments: